Penjelasan Keutamaan dan Keistemewaan Puasa Di Bulan Ramadhan
Banyak penjelasan mengenai keutamaan dan keistimewaan orang dalam berpuasa di bulan Ramadhan.
Diantara keutamaan berpuasa adalah pahala yang digandakan dan diperlakukan istimewa oleh Allah SWT. sampai kepada bau mulut bagi orang yang berpuasa menjadi sebuah kebaikan yang mewangi melebihi keharuman minyak misik, selain pahala yang berlipat ganda tersebut.
![]() |
Image: Gadis Jilbab Ramadhan Indonesia |pixabay.com| |
Secara sederhana beberapa keutamaan sebagai keistimewaan bulan ramadhan diantaranya adalah pahala melimpah berlipat ganda, bau mulut harum diatas wangi misik, dan masih banyak lagi yang lainnya. namun kali ini konsentrasi dua hal yakni pahala dan bau mulut.
Terkait keutamaan dan keistimewaan, puasa sebagai ibadah utamanya di bulan Ramadhan. Hal itu didasarkan atas firman Allah SWT. dalam Surat al-Baqarah Ayat 183 sebagai berikut.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW dan umatnya diperintah oleh Tuhannya untuk menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu kewajiban. Maka setiap orang muslim wajib hukumnya untuk menjalankah ibadah yang satu ini selama sebulan lamanya di bulan Ramadhan.
Kewajiban tersebut juga berlaku bagi umat sebelum umat Muhammad SAW. Hal itu didasarkan pada ayat كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ (sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian). Dengan demikian para Nabi dan rasul Allah beserta umatnya terdahulu juga di wajibkan untuk berpuasa dengan syari’at yang berbeda tentunya.
Baca juga: Makna Imsak Di Bulan Suci Ramadhan
Mengenai keutamaan dan keistimewaan puasa di bulan ramadhan tersebut dapat dilihat kaidah-kaidahnya.
Ramadhan Pahala Berlimpah
Puasa sebagai amalan utama dibulan ramadhan karena terdapat keistimewaan didalamnya. Keistimewaan ibadah puasa dibulan ramadhan adalah pahalanya berlimpah.
Hal itu karena banyak bonus yang akan didapat bagi orang muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan dengan sungguh-sungguh.
Bagaimana tidak banyak bonus, baru niat saja sudah dicatat sebagai kebaikan, makan sahur sebagai persiapan juga dicatat sebagai kebaikan, makan sahur diawali dengan doa sudah dicatat lagi sebagai kebaikan, makan sahur bareng-bareng dengan penuh kebahagiaan dicatat sebagai kebaikan, mengakhirkan makan sahur dicatat sebagai kebaikan, dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan mulai dari start makan sahur sampai ketemu waktu sahur lagi. Karena semua tindakan yang disertai niat sebagai ibadah akan mendapatkan kebaikan demi kebaikan.
Tersebut sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam al-Qur’an pada Surat Al Baqarah Ayat 261 sebagai berikut.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan bagi orang-orang yang menafkahkan harta bendanya di jalan Allah bagai sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji, Dan Allah melipat gandakan (pahala) terhadap siapa saja yang Di kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Baqarah : 261).
Begitulah amal ibadah dibulan suci ramadhan itu penuh limpahan pahala seperti diobral sehingga dipercaya banyak keutamaan dan keistimewaan didalamnya.
Puasa Ramadhan Bau Mulutnya Harum Bagi Allah
Sebuah nilai tersendiri sebagai motivasi bagi orang berpuasa, bahwa bau mulutnya bagi Allah SWT wangi / harum bagai misik.
Hal itu terungkap dalam sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam Bukhari ra.
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِّ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ
“Demi Dzat yang jiwaku ada pada genggaman-Nya, sungguh aroma mulut orang yang sedang berpuasa bagi Allah SWT lebih harum daripada semerbak minyak Misik” (HR Bukhari).
Pengertian bau mulut orang berpuasa bagi Allah SWT harum melebihi minyak misik agar disikapi dengan segenap penalaran ya, biar tidak salah mengekspresikannya.
Jadi ane menangkapnya begini. Pada mulanya memakai wangi-wangian hukumnya sunah dan mendapat pahala bagi yang memakainya termasuk didalmnya wangi-wangian minyak misik. Karena mendatangkan kenyamanan bagi orang yang ada didekatnya. Seperti misalnya pakai parfum / minyak ketika hendak shalat, pergi ke masjid, majelis ta’lim, majelis dzikir, majelis walimatul urusy dan lain lain penggunanya akan mendapat pahala.
Maka yang dimaksud أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ adalah sebuah ibarat atau ilustrasinya adalah pahala orang tersebut lebih besar dari pahala memakai minyak wangi. Pengertian tersebut bukan berarti Allah menyukai bau mulut tak sedap tetapi sebuah penghargaan bagi orang yang puasa dengan bau mulutnya yang sejak awal telah dibersihkan misalnya bersiwak dan lain-lainnya meskipun demikian seiring waktu berjalan lama kelamaan bau mulut secara umum akan berbau tidak sedap.
Dengan kondisi yang demikian kemudian ada yang berpikir untuk sering-sering berkumur atau membersihkan mulut disaat puasa. Hal itu malah tidak disunahkan dalam arti makruh.
Jadi tak mungkin dong Allah SWT senang gembira menciumi bau mulut orang berpuasa, ya tidak demikianlah. Karena jika demikian berarti bertentangan dengan konsep “laisa kamitslihi syai’un” tidak ada yang menyerupai Allah. Jika masih serupa berarti masih sama dengan makhluknya dong.
Pendapat ulama’ yang berkompeten dalam bidang tersebut soal bau mulut orang yang sedang berpuasa bagi Allah SWT, dikatakan begini.
قَوْلُهُ : ( أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ ) أَيْ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ الْمَطْلُوبِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَالْعِيدَيْنِ أَيْ أَكْثَرُ ثَوَابًا مِنْ ثَوَابِ رِيحِ الْمِسْكِ الْمَطْلُوبِ ، فَلَا يَرِدُ أَنَّ الشَّمَّ مُسْتَحِيلٌ عَلَيْهِ تَعَالَى ، أَوْ مَعْنَى كَوْنِهِ أَطْيَبَ عِنْدَ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَرِضَاهُ بِهِ
Terjemah; Pengertian dalam perkataan “lebih wangi menurut Allah” ialah lebih harum / wangi daripada bau wangi parfum / minyak misik yang dianjurkan untuk menggunakan / memakainya pada waktu hari Jumat dan pada dua shalat ‘Id, atau dimaksudkan ialah pahalanya jauh lebih banyak ketimbang pahala memakai parfum / minyak misik diwaktu hari Jum'at atau dua hari raya. Karena sesungguhnya mencium adalah perihal yang mustahil bagi Allah Ta’ala, sehingga yang dimaksud dengan “lebih wangi menurut Allah” ialah sanjungan / pujian dan ridhaNya kepada orang yang berpuasa” (Al Bujairimi).
Lihat Al Bujairimi 'ala al-Kitabi Tuhfatu al-Habib ‘ala Syarhi al-Khatib menanggapi makna dalam hadits tersebut.
0 Response to "Penjelasan Keutamaan dan Keistemewaan Puasa Di Bulan Ramadhan"
Posting Komentar
Mohon komentar yang baik untuk keharmonisan bersama