Hingar Bingar Khalifatullah Fi Al-Ardhi
Ahmad Kembangjoyo
(Wong Ndeso Jekek)
Sejenak
mencerna kajian Quraish Shihab tentang wujud badan wadat manusia dimana teryata
hanya sak klumit yang memfokuskan pada tiga istilah tok thil yang digunakan
dalam al-Qur’an untuk menunjuk manusia secara umum yaitu; Insan, Basyar,
dan Bani Adam serta Dzuriyat Adam. Kata Insan sendiri terambil dari akar kata “Ins” yang berarti “jinak”, “harmonis”,
dan “tampak” alias “cetho”. Jika ditinjau dari sudut pandang al-Qur’an, ia terambil
dari akar kata “nasiya” yang berarti “lupa” atau
“nasa-yanusu”, berguncang, chek
(M. Quraish Shihab, Wawasan Alqur’an Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, Bandung: Mizan 2003 : 278). Kata “insan” digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia
dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara satu
dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, chek plis
(QS. al-Mu’minun : 12-14).
Ketika
Tuhan menawarkan konsep kepada makhlik-Nya secara keseluruhan cuma manusia yang
menyanggupinya hebat tooo, pliss cek (QS. al-Ahzab : 72).
Endingya ternyata manusia
sejatinya tidaklah semata-mata terjlentrehkan dengan motivasi
duniawi saja. Hal ini dalam ungkapan lain kebutuhan bendawi bukanlah satu-satunya tujuan. Lebih dari itu manusia selalu berupaya untuk meraih cita-cita dan inspirasi-inspirasi
yang lebih luhur dalam hidup. Cek pliss (QS. al-Fajr : 27-28 dan QS. al-Taubah
: 72).
Namun
manusia, juga dibekali Allah SWT dengan sifat baik dan buruk seperti misal sifat
manusia yang baik, tentang ikhlas lihat (QS. al-Bayyinah : 5), berlaku adil
delok (QS. al-Syu’ara’ : 15), tidak ngedingkring lihat (QS. Ali Imran :
134).
Penjlentrehannya
sifat-sifat manusia yang baik dapat dirinci setidaknya seperti ini: jujur,
pemaaf, tekun, malu, ikhlas, sabar, syukur, belas kasih, rajin, berani,
senantiasa berpikir untuk kebaikan, tidak sombong, tidak serakah, menghargai
orang lain, tidak mementingkan diri sendiri dan beriman. Nanging kosok baline ada
sifat sifat buruk yang ceket pada diri manusia coba cek (QS. al-Nisa’ : 28),
suka berkeluh kesah delok (QS. Surat 70 : 19), ingkar dan dzolim lihat (QS. Ibrahim : 34), serta angkuh sombong (QS. Lukman/31: 18-19).
Cekak
ing aos bahwa al-Qur’an njlentrehno manusia sebagai makhluk pilihane Gusti Kang
Akaryo Jagad sebagai khalifah-Nya di atas bumi di bawah langit, dimana dalam
diri manusia terdapat dua kecenderungan, yaitu cenderung melakukan kebaikan dan
juga kejahatan. Kemajuannya adalah dimulai dari kelemahan dan ketidakmampuan
yang kemudian bergerak ke arah kekuatan bangkit, tetapi itu tidak menghapuskan
kegelisahan kito sedoyo kejobo dekat dengan Tuhan dan mengingat-Nya, awas ini
titik lemahnya. Urgensinya adalah gelem nggunakno panggraito nggrayang dodo
nganggo peningal seng sak temene parandene kemerlipe abang ijone lampu
cukup nang pucujing idep jangan sampai turun ke dalam dada.
Semoga
saya dan semuanya diceketkan dengan potensi yang ma’ruf
0 Response to "Hingar Bingar Khalifatullah Fi Al-Ardhi"
Posting Komentar
Mohon komentar yang baik untuk keharmonisan bersama