Surfe.be - Layanan iklan spanduk

Fenomena Buah Maja Dalam Lintasan Sejarah Kerajaan Majapahit

Buah Maja berasa pahit menginspirasi Raden Wijaya sebagai nama kerajaaanya dengan sebuat Kerajaan Majapahit
Image flikr.com : Buah Maja
Dilansir dari indozone.id mengenai buah maja pada (27/10/2020) lalu. Dikatakan, Buah mojo adalah buah suku jeruk-jerukan dengan nama latin Aegle marmelos (L.) Correa ini adalah tumbuhan berbentuk pohon yang berasal dari Asi tropis dan subtropis.

Hebatnya tanaman kuno ini biasa di budidayakan untuk dipanen buahnya tanpa perawatan dan mampu tumbuh dalam kondisi lingkungan yang keras, seperti suhu yang ekstrem.

Dalam sejarah bangsa Indonesia buah Maja ini ada kaitannya dengan asal nama kerajaan Majapahit. Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berada di Nusantara dari abad ke 13 hingga 15. Konon, Raden Wijaya, yang mendirikan kerajaan ini menerima sebidang tanah yang akan ia bangun sebuah kerajaan besar.

Pada saat melakukan pembangunan di daerah itu, terdapat salah satu anak buah Raden Wijaya yang memakan buah Maja. Buah Maja yang dimakan tersebut ternyata rasanya pahit sehingga lahirnya nama Maja-pahit untuk daerah tersebut.

Sehingga banyak yang menyimpulkan jika dalam sejarah itu, kemungkinan anak buah Raden Wijaya memakan buah Maja yang masih muda.

sindonews.com, mengabarkan bahwa, di negara lain seperti Pakistan, Srilanka, Nepal dan Bangladesh, buah ini akrab bagi masyarakatnya. Bahkan meski rasanya yang pahit, di beberapa negara mengonsumsi buah ini tanpa olahan, menjadi penyegar minuman.

Di Indonesia, buah maja memiliki nilai historis yang tinggi. Itu tak lepas dari berdirinya kerajaan terbesar di Asia Tenggara: Majapahit. Nama kerajaan yang dipimpin Raja Raden Wijaya ini bahkan mengutip nama buah yang dulunya mudah dijumpai di Mojokerto ini. Maja berarti buah maja, dan pahit karena rasanya yang memang pahit.

Selain itu, melansir goodnewsfromindonesia.id, bahwasannya buah maja juga sering dipertukarkan dengan buah berenuk yang terkadang juga disebut buah Maja. Bahkan kedua buah ini sama-sama menjadi maskot Mojokerto, Jawa Timur. Buah maja (Aegle marmelos) menjadi maskot kota Mojokerto, sedang buah berenuk (Crescentia cujete) menjadi maskot kabupaten Mojokerto.

Buah maja dikenal juga sebagai maja legi, dan maja batu. Di beberapa daerah dikenal sebagai bila (Bali), Maos (Madura), dan kabila (Alor). Di Melayu disebut sebagai bilakatau bel. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai bel fruit, bael fruit, atau wood apple. Maja mempunyai nama latin Aegle marmelos yang bersinonim dengan Belon marmelos W. F. Wight, dan Crateva marmelos L. Tanaman maja (Aegle marmelos) merupakan pohon berkayu keras dengan tinggi sekitar 10-15 meter.

Batangnya bulat mempunyai permukaan kulit yang kasar berwarna coklat. Pohon ini mempunyai banyak cabang. Daunnya tunggal berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal meruncing, dan tepi daun bergerigi. Bunganya majemuk.

Buah maja berbentuk bulat agak lonjong dengan panjang sekitar 5-12 cm. Kulit buah berwarna hijau ketika muda dan menjadi coklat setelah tua. Daging buah berwarna kuning hingga jingga. Buahnya berair, beraroma wangi dan berasa manis. Satu pohon bisa menghasilkan sekitar 300 butir buah. Buah maja biasanya masak pada musim kemarau bersamaan dengan daun-daunnya yang meluruh. Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim. Buah maja biasanya dimakan segar.

Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri. Buah yang mengilhami pemberian nama kerajaan terbesar di Indonesia, Majapahit ini ternyata tidak pahit. Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja.

Besar kemungkinan buah yang dimakan berasa pahit oleh anak buah Raden Wijaya ketika membuka hutan Tarik untuk didirikan kerajaan itu karena umur buah maja masih relative muda. Buah maja sebelum masak memang berasa pahit yang amat sangat. Itu kemungkinan yang dirasakan Raden Wijaya hingga menjadi nama sebuah kerajaan besar di Asia Tenggara pada zamannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fenomena Buah Maja Dalam Lintasan Sejarah Kerajaan Majapahit"

Posting Komentar

Mohon komentar yang baik untuk keharmonisan bersama