Surfe.be - Layanan iklan spanduk

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Alahmadulillah wa syukru lillah la haula wala quwwata illa billah. Puja dan puji syukur selayaknya kita panjatkan kepada Allah Swt yang pada saat ini masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk bertemu dengan bulan Ramadhan.

Dengan anugerah umur panjang ini Allah Swt. masih percaya kepada kita untuk mengisi dunia dengan menjalankan rukun Islam yang ke 3 yakni puasa di bulan Ramadhan.

Muslim laki-laki dalam suasana puasa ramadhan


Ramadhan adalah bulan yang suci dimana semua amal akan dilipat gandakan. Demikian halnya ketika kita menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan ini Allah Swt. akan menggandakan paha yang melimpah ruah termasuk di dalamnya amalan-amalan ibadah lainnya.

Semua Pekerjaan Ibadah Perlu Disertai Niat

Semua amalan yang berpotensi ibadah oleh Allah dibulan Ramadhan ini akan dicatat sebagai amal ibadah. Ketika itu juga Allah akan melimpahkan rahmatNya dengan kesenangan dan kebahagiaan.

Namun segala hal yang berkaitan dengan tindakan ibadah sebaiknya disertai dengan niat. Niat dalam menjalankan ibadah sangatlah penting agar segala sesuatu yang kita kerjakan ini memiliki arah dan tujuan yang jelas sehingga tidak putus di tengah jalan.

Sebab segala sesuatu yang kita kerjakan mengikuti niat masing-masing. Jika sudah niat berarti telah terbersit dalam hati sebuah tekad. Dengan tekad maka apa yang kita kerjakan akan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Puasa memang mudah di dengar yakni sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan hanya dengan sekedar menahan makan dan minum, namun dibalik semua itu ada makna pekerjaan ibadah secara konkrit selayaknya menjiwa pekerjaan ibadah puasa tersebut, termasuk di dalamnya menahan nafsu. Nafsu itu sendiri sangat luas penjabarannya termasuk menghindari berlaku iri dan dengki baik di dalam hati maupun dalam tindakan.

Oleh karenanya diperlukan niat agar ibadah puasa yang kita kerjakan bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja namun lebih kepada tindakan yang tak terpuji baik dimata manusia maupun dalam pandangan Allah Swt.

Baca Juga; Ramadhan Bulan Istimewa yang Penuh Berkah

Tentang perlunya niat ini dalam hadits Arba'in dijelaskan yang bersumber “Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khathab Radliyallahu Anhu, beliau berkata berkata; Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda;


إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ


“Semua amal perbuatan tergantung dengan niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa-apa yang telah diniatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan RasulNya maka hijrahnya untuk Allah dan RasulNya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau untuk wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju”.

Jadi ketika hendak melakukan amal perbuatan diniatkan karena Allah Swt. maka yang didapat adalah Ridha Allah Swt. sehingga kerapkali kita niat berbuat untuk kebaikan tetapi justru menghasilkan lebih dari satu kebaikan. Namun ketika niat kita tertuju pada satu persoalan maka yang kita dapat ya hanya satu persoalan itu saja dan belum tentu dapat diselesaikan tersebut, akan tetapi niat tertuju pada persoalan tersebut kesampaian. Terlepas terselesaikan atau tidak tidak itu persoalan lain.

Bacaan Niat Puasa Ramadhan

Telah dijelas di atas bahwa niat merupakan pangkal dalam segala urusan termasuk didalamnya tentang ibadah.

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang bersifat wajib. Ketika kita hendak menjalankan puasa Ramadhan dilandasi karena Allah Swt. semata maka jenis ibadah-ibadah lainnya yang bersifat sunah akan terkoneksi dengan sendirinya.

Jika melakukan ibadah puasa namun tanpa diawali dengan niat maka tindakan yang dilakukan tak memiliki konsekuensi apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Pendek kata secara syar’iyyah puasanya tidak sah, hal tersebut telah disepakati oleh para ulama’.

Wahbah Azzuhaili mengatakan dalam kitab Fiqih Islam wa Adillatuh. Bawasannya niat secara syari’at adalah tekad yang ada dalam hati untuk melaksanakan tindakan amalan baik yang bersifat fardhu ataupun yang lainnya.

Jadi niat itu di dalam hati sedangkan lisan merupakan ikrar atau melahirkan sebuah niat dalam bentuk ucapan. Para ulama sepakat bawasannya niat itu berangkat dari hati.

Oleh karenanya niat sangat penting, maka ada yang berpendapat tentang niat tersebut terlebih puasa Ramadhan yang urgen adalah dalam hati ada niat meskipun lisan tidak mengucapkan. Karena sebuah tekad itu bukan berasal dari ucapan lisan namun timbul dari dalam hati.

Puasa Ramadhan urgen untuk menyatakan niat adapun ikrar secara lisan terserah pribadi masing-masing, namun biasanya ucapan lisan mencerminkan isi hati, maka untuk berhati-hati sebaiknya sebelum melakukan ibadah puasa awalilah dengan niat dalam hati dan mengucapkan dengan lisan.

Adapun bacaan niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

“Aku berniat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”.

Niat tersebut dilakukan sebelum melaksanakan, jadi jika esok hari hendak berpuasa maka sebaiknya malamnya melakukan niat. Jadi niat itu menjadi sah jika dilakukan sebelumnya bukan setelahnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bacaan Niat Puasa Ramadhan"

Posting Komentar

Mohon komentar yang baik untuk keharmonisan bersama